Perang Rusia-Ukraina Picu Peran Kripto Sebagai Safe Haven

Ilustrasi uang kripto. (Foto: Narsum.id/Unsplash)
Ilustrasi uang kripto. (Foto: Narsum.id/Unsplash)

Narsum.id – Perang Rusia-Ukraina turut memicu kenaikan harga kripto dan token digital hingga menyerupai aset safe haven. Menurut Analis Senior Swissquote Bank Ipek Ozkardeskaya, kripto bisa menjadi tempat berlindung yang potensial bagi oligarki Rusia yang menghindari sanksi. Pasalnya, tidak akan ada sensor pada jaringan Bitcoin dan transaksi mata uang kripto.

“Cryptocurrency dapat bertindak sebagai penyimpan nilai yang kuat untuk sebagian besar kepemilikan yang tidak perlu likuid,” katanya seperti dikutip dari Yahoo Finance.

Berbagai sanksi terhadap industri keuangan dan perbankan Rusia juga telah menyebabkan sejumlah efek beruntun. Oligarki yang memiliki koneksi ke Presiden Rusia Vladimir Putin saling berebut memindahkan asetnya agar tidak disita oleh pejabat pemerintah.

Sedangkan Swiss telah meninggalkan netralitas tradisionalnya dan membekukan aset para taipan Rusia. Bahkan, sistem milik Rusia terkunci di SWIFT sebagai sistem saraf keuangan global. SWIFT adalah singkatan dari Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication.

Baca Juga :   Biden Luncurkan Tindakan Eksekutif Saat Gelombang Panas Menghantam AS

Selama ini, kripto memang terkenal bergejolak dan rentan terhadap peretasan dan penipuan. Namun, harus diakui kripto memiliki daya tarik terdesentralisasi yang membuatnya sulit dilacak dan dikendalikan pergerakannya. Dengan demikian, kripto berkembang menjadi sesuatu yang aman bagi mereka yang perlu menghindari firewall yang didirikan di sekitar keuangan tradisional.

Perusahaan investasi aset digital, Radkl menyebutkan, perang dan berbagai sanksi dari negara barat telah memicu tren penggunaan Bitcoin untuk mentransfer nilai. Dalam lima hari sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari 2022, Bitcoin telah melonjak hingga 13 persen.[]